Dalam hidup ada kalanya manusia berada pada posisi baik dan juga sebaliknya, dikenaal dengan kesialan dan keberuntungan yang mana ini bisa menjadi pelajaran dalam hidup. Biasanya kesialan dalam hidup tak lepas dari perbuatan kita sehari hari dan juga dosa dimasa lalau. Ada suatu masalah penting di sini yang permasalahannya perlu kami dudukkan dengan benar, yaitu adanya beberapa hadits yang sekilas saling bertentangan. Dalam banyak hadits, khurofat tersebut ditiadakan bahkan dimasukkan kategori kesyirikan. Namun, di sisi lain ada beberapa hadits yang sekilas mengisyaratkan adanya beberapa makhluk yang membawa sial. Bagaimana permasalahannya?! Dan bagaimana komentar ulama mengenainya?! Marilah kita kaji bersama masalah ini secara ilmiah.
Teks Hadits
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الشُّؤْمُ فِى الدَّارِ وَالْمَرْأَةِ وَالْفَرَسِ ».
Dari Abdulloh bin Umar berkata: “Saya mendengar Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Kesialan itu dalam tiga perkara: kuda, wanita, dan rumah.’”[1]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنْ كَانَ الشُّؤْم فَفِى الْمَرْأَةِ وَالْفَرَسِ وَالْمَسْكَنِ ».
Dari Sahl bin Sa’ad bahwasanya Rosululloh shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya kesialan itu ada, maka pada wanita, kuda, dan tempat tinggal.”[2]
* Watak berdasarkan weton kelahiran
Bila kita cermati dua hadits di atas, akan kita dapati dua lafazh yang berbeda, pada hadits pertama dengan lafazh tegas dan pada hadits kedua dengan lafazh syarat (seandainya ada).
Sekilas Bertentangan
Sekilas pandang, seakan-akan terjadi kontradiksi antara hadits di atas dengan dalil-dalil dan hadits-hadits yang banyak sekali tentang larangan merasa sial, di antaranya yang paling tegas adalah hadits Abdulloh bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
Sedangkan di luar sana yang katanya negara sudah modern ,mereka membuang kesialan justru dengan lebih mempercayai tahayul, ada sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology yang mengungkapkan bahwa mengetuk papan kayu adalah sebuah tindakan takhayul yang paling banyak diyakini dan beredar di kebudayaan barat untuk menghilangkan kesialan atau bahkan kutukan. Profesor Jane Risen dari Chicago University menyatakan bahwa tindakan mengetuk meja menjadi simbol untuk mengusir kesialan dari dalam diri seseorang.
* Pengasihan dari bahan alami
Selain tindakan mengetuk meja atau papan kayu, ada juga tindakan lain seperti menebarkan garam yang dipercaya bisa menghilangkan kesialan dari diri seseorang. Apakah Anda melihat ada kesamaan atau benang merah dari tindakan-tindakan menghilangkan kesialan ini? Profespor Risen menjelaskan bahwa temuannya menunjukkan bahwa tidak semua kegiatan mengusir kesialan sama-sama efektif. Sebaliknya tindakan mengusir tersebut pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk mengurangi perasaan negatif atas hal-hal yang dianggap sial.
"Melakukan tindakan pengusiran tersebut tampaknya untuk menghadirkan perasaan seolah-olah kesialan itu sudah dibuang," lanjut Profesor Risen. Ladies, semuanya ada dalam persepsi Anda sendiri. Biasanya orang yang bisa selalu berpikiran positif akan selalu mengalami hal-hal positif dalam dirinya. So, be positive and embrace positive energy from your surroundings!
* Doa pagar ghain syahadat
Lalau bagaimana dengan kita saat ini? Kesialan bagi saya adalah buah dari perbuatan yang tidak baik atau dosa di masa lalau yang terus akan membuat kesialan di masa depan. Jika begitu sebaiaknya anda menjaga diri sendiri dari segala dosa yang memberatkan di masa depan.
Teks Hadits
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الشُّؤْمُ فِى الدَّارِ وَالْمَرْأَةِ وَالْفَرَسِ ».
Dari Abdulloh bin Umar berkata: “Saya mendengar Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Kesialan itu dalam tiga perkara: kuda, wanita, dan rumah.’”[1]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنْ كَانَ الشُّؤْم فَفِى الْمَرْأَةِ وَالْفَرَسِ وَالْمَسْكَنِ ».
Dari Sahl bin Sa’ad bahwasanya Rosululloh shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya kesialan itu ada, maka pada wanita, kuda, dan tempat tinggal.”[2]
* Watak berdasarkan weton kelahiran
Bila kita cermati dua hadits di atas, akan kita dapati dua lafazh yang berbeda, pada hadits pertama dengan lafazh tegas dan pada hadits kedua dengan lafazh syarat (seandainya ada).
Sekilas Bertentangan
Sekilas pandang, seakan-akan terjadi kontradiksi antara hadits di atas dengan dalil-dalil dan hadits-hadits yang banyak sekali tentang larangan merasa sial, di antaranya yang paling tegas adalah hadits Abdulloh bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
Sedangkan di luar sana yang katanya negara sudah modern ,mereka membuang kesialan justru dengan lebih mempercayai tahayul, ada sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Psychology yang mengungkapkan bahwa mengetuk papan kayu adalah sebuah tindakan takhayul yang paling banyak diyakini dan beredar di kebudayaan barat untuk menghilangkan kesialan atau bahkan kutukan. Profesor Jane Risen dari Chicago University menyatakan bahwa tindakan mengetuk meja menjadi simbol untuk mengusir kesialan dari dalam diri seseorang.
* Pengasihan dari bahan alami
Selain tindakan mengetuk meja atau papan kayu, ada juga tindakan lain seperti menebarkan garam yang dipercaya bisa menghilangkan kesialan dari diri seseorang. Apakah Anda melihat ada kesamaan atau benang merah dari tindakan-tindakan menghilangkan kesialan ini? Profespor Risen menjelaskan bahwa temuannya menunjukkan bahwa tidak semua kegiatan mengusir kesialan sama-sama efektif. Sebaliknya tindakan mengusir tersebut pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk mengurangi perasaan negatif atas hal-hal yang dianggap sial.
"Melakukan tindakan pengusiran tersebut tampaknya untuk menghadirkan perasaan seolah-olah kesialan itu sudah dibuang," lanjut Profesor Risen. Ladies, semuanya ada dalam persepsi Anda sendiri. Biasanya orang yang bisa selalu berpikiran positif akan selalu mengalami hal-hal positif dalam dirinya. So, be positive and embrace positive energy from your surroundings!
* Doa pagar ghain syahadat
Lalau bagaimana dengan kita saat ini? Kesialan bagi saya adalah buah dari perbuatan yang tidak baik atau dosa di masa lalau yang terus akan membuat kesialan di masa depan. Jika begitu sebaiaknya anda menjaga diri sendiri dari segala dosa yang memberatkan di masa depan.