Dalam pengertian para ulama tasawwuf Thaariqat yaitu jalan atau petunjuk dalam melaksanakan susuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang di bawa Rosululloh dan yang dicontohkan beliau serta dikerjakan oleh shabatnya. Tabi in,tabi it dan terus menerus sampai kepada guru guru dan berkesinambungan hingga sekarang.
Misalkan dalam contoh tentang Sholat yang didalam Al Quran hanya memuat tentang perintahnya saja tetapi tidaak pernah merinci tentang berapa rakaat sholat dhuhur,sholat ashar sholat maghrib sholat Isaya dan sholat subuh yang satu sama lain kadang berbeda rakaat. Demikian juga terhadap rukun dan syarat sholat . Maka Rosulullohlah orang pertama yang melakukan dan mengerjakannya sehingga ditiru oleh para shabat dan turun temurun sampai kita saat ini. Sehingga kita harap maklum jika ada sedikit perbedaan dalam gerak dan pelaksanaan sholat di berbagai negara, asala masih dalam konteks dicontohkan oleh Rosuluuloh. masalahnya adalah sebagian kita mengklaim sebagai yang paling benar dan tidak mau menerima perbedaan sehingga di besar besarkan yang membuat perpecahan di anatar Umat Muslim didunia.
Namun jangan pernah itu suatu kelemahan Al Quran yang kita anggap kurang lengkap, padahal kita tahu Al Quran adalah sumber dari segala ilmu didunia ini termasuk ilmu yang mengajarkan tentang tata cara kita beribadah kepada Allah SWT.
Ilmu Thariqat termasuk Ilmu Mukasyafah
Sebagian besar para ahli sufi berpendapat bahwa ilmu thariqat termasuk ke dalam ilmu mukasyafah yang dapat memaancarkan cahya kepada hati penganutnya. sehingga membukakan segala sesuatu yang ada dalam ucapan rahasia Nabi dan segala ucapan sang pencipta yaitu firman Allah SWT.
Tidak mudah untuk mempelajari ilmu Mukasyafah begitu saja karena membutuhkan latihan batin (Riyadloh) dan juga perjuangan melawan hawa nafsu ( Mujahadah) dan dengan kesungguhan akan membuka segala hal tabir ghain dan juga didnding antara hamba dengan Tuhannya. Dengan demikian akan terbuka sudah penglihatan hati dan tidak semata mata penglihatan mata biasa.
Dan jangan pernah terkejut karena dari sinilah ilmu syariat dikerjakan secara lurus dan tidak akan terpeleset jatuh kedalam jurang kesesatan sehingga menghalangi untuk dapat mencapai tujuan dari hidup ini.
Dan pertanyaan terbesarnya adalah Untuk siapa sebenarnya Syariat itu dikerjakan? "Hanya untuk Allah SWT"
Misalkan dalam contoh tentang Sholat yang didalam Al Quran hanya memuat tentang perintahnya saja tetapi tidaak pernah merinci tentang berapa rakaat sholat dhuhur,sholat ashar sholat maghrib sholat Isaya dan sholat subuh yang satu sama lain kadang berbeda rakaat. Demikian juga terhadap rukun dan syarat sholat . Maka Rosulullohlah orang pertama yang melakukan dan mengerjakannya sehingga ditiru oleh para shabat dan turun temurun sampai kita saat ini. Sehingga kita harap maklum jika ada sedikit perbedaan dalam gerak dan pelaksanaan sholat di berbagai negara, asala masih dalam konteks dicontohkan oleh Rosuluuloh. masalahnya adalah sebagian kita mengklaim sebagai yang paling benar dan tidak mau menerima perbedaan sehingga di besar besarkan yang membuat perpecahan di anatar Umat Muslim didunia.
Namun jangan pernah itu suatu kelemahan Al Quran yang kita anggap kurang lengkap, padahal kita tahu Al Quran adalah sumber dari segala ilmu didunia ini termasuk ilmu yang mengajarkan tentang tata cara kita beribadah kepada Allah SWT.
Ilmu Thariqat termasuk Ilmu Mukasyafah
Sebagian besar para ahli sufi berpendapat bahwa ilmu thariqat termasuk ke dalam ilmu mukasyafah yang dapat memaancarkan cahya kepada hati penganutnya. sehingga membukakan segala sesuatu yang ada dalam ucapan rahasia Nabi dan segala ucapan sang pencipta yaitu firman Allah SWT.
Tidak mudah untuk mempelajari ilmu Mukasyafah begitu saja karena membutuhkan latihan batin (Riyadloh) dan juga perjuangan melawan hawa nafsu ( Mujahadah) dan dengan kesungguhan akan membuka segala hal tabir ghain dan juga didnding antara hamba dengan Tuhannya. Dengan demikian akan terbuka sudah penglihatan hati dan tidak semata mata penglihatan mata biasa.
Dan jangan pernah terkejut karena dari sinilah ilmu syariat dikerjakan secara lurus dan tidak akan terpeleset jatuh kedalam jurang kesesatan sehingga menghalangi untuk dapat mencapai tujuan dari hidup ini.
Dan pertanyaan terbesarnya adalah Untuk siapa sebenarnya Syariat itu dikerjakan? "Hanya untuk Allah SWT"