Selama seminggu ada 7 hari namun untuk umat Muslim hari Jumat begitu dimuliakan. Lalu kenapa hari Jumat begitu Mulia? Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya malam Jum'at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka."
Imam... ja’far Ash-Shadiq (sa) juga berkata:"Malam Jum'at dan hari Jum'at mempunyai hak, maka janganlah sia-siakan
kemuliaannya, jangan
mengurangi ibadah, dekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal shaleh, tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah SWT., melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat derajat.
Hari Jum'at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus
para Malaikat ke langit dunia
untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus
keburukan, sesungguhnya
Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia."
Selain hal diatas , hari jumat begitu mulia karena Pertama, terdapat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan dan kemuliaan hari jum’at. Di antara hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari surga. Dan hari Kiamat ini tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah dan Hudhaifah radhiallahu ‘anhum:
“Alloh menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Alloh membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jum’at.” (HR. Muslim)
Dan hadits-hadits lain yang menunjukkan besarnya keutamaan hari Jum’at dan keistimewaannya di banding hari-hari lainnya.
1. Di antara keberkahan hari jum’at, bahwa di dalamnya terdapat waktu-waktu di kabulkannya do’a.
Dalam ash-Shahihain terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mentebut hari Jum’at, lalu beliau bersabda,
“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Alloh Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau membari isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Para ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan setelah mereka berbeda pendapat tentang “waktu itu”, apakah (perkara) waktu tersebut tetap ada (relevan hingga saat ini) ataukah sudah di hapus? Sementara bagi kelompok yang menyatakan bahwa waktu itu tetap ada, mereka berselisih pendapat tentang penentuan waktu tersebut, seleruhnya menjadi lebih dari menjadi tiga puluh pendapat. Semua itu dinukil oleh al Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah beserta dengan dalil-dalilnya. (lihat fat-hul Baari II/416-421). Dari semua itu terdapat dua pendapat yang paling kuat yaitu:
Pertama, bahwa waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya,
Dari Abu Burdah bin Ali Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata kepadanya, “ Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sehubungan dengan waktu ijabah pada hari Jum’at? Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)
Di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam an-Nawawi rahimahullah. Bahkan dia mengatakan, “Pendapat ini shahih, bahkan shawaah (benar),” (Syarhul Nawawi li Shahiih Muslim VI/140-141). Sedangkan Imam as-Suyuti rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud (dengan waktu tersebut) adalah ketika shalat didirikan.” (Risalah Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah).
Dan beberapa hal yang membuat umat muslim memuliakan hari jumat adalah;
1. Hari Jum’at adalah hari raya mingguan bagi umat Islam. Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, yang dijadikan Allah bagi umat Islam. Barang siapa yang datang (ada) di hari Jum’at, hendaknya ia mandi. Apabila memiliki minyak wangi, hendaknya memakainya, serta hendaknya kalian bersiwak” (HR. Ibnu Majah)
2. Hari Jum'at dimakruhkan berpuasa.
Hadits Nabi SAW.: "Hendaknya salah satu diantara kalian tidak melaksanakan puasa di hari Jum'at, kecuali dia berpuasa dengan hari sebelumnya (yaitu hari Kamis) atau hari sesudahnya (yaitu Sabtu)." (HR. Bukhori-Muslim)
Dalam hadits tersebut, disebutkan bahwa pada hari Jum'at, kita tidak boleh (makruh) melaksanakan puasa, tanpa melibatkan hari sebelumnya, yakni hari Kamis atau hari sesudahnya, yaitu Sabtu.
Menurut Imam An Nawawi, hari Jum'at itu adalah hari yang penuh dengan ibadah-ibadah sunnah (sebagaimana yang akan kita dapati pada keterangan-keterangan selanjutnya), sehingga jika hari itu digunakan untuk berpuasa sunnah akan mengakibatkan kekuatan tubuh seseorang menurun, dan tidak bisa maksimal
Hikmah dibolehkan berpuasa di hari Jum'at, dengan melibatkan hari sebelum dan sesudahnya, dengan cerdik Imam Nawawi menerangkan, ibadah-ibadah selain berpuasa di hari Jum'at akan berkurang, tapi kekurangan ini sudah tertutup oleh pahala puasa yang dilakukan pada hari sebelum dan sesudahnya.
Inilah yang melandasi Nabi membolehkan puasa di hari Jum'at dengan tetap melakukan puasa hari sebelum dan sesudahnya.
3. Di makruhkan mengkhususkan malam Jum'at melaksanakan Sholat sunnah semalam suntuk. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW; "Janganlah kalian mengkhususkan malam Jum'at dengan melakukan sholat sunnah...." (HR. Muslim)
Al Imam Khotib Al Bagdadi memberikan penjelasan yang bersumber dari putri Imam Malik, yang pernah berkata, ''Bahwa ayahnya, yaitu Imam Malik konon menghidupkan malam Jum'at dengan sholat sunnah (semalam suntuk)."
Dari dua keterangan tersebut, agar kita tidak masuk dalam hadits muslim diatas, hendaknya kita membiasakan untuk sholat malam (qiyamul lail dan tahajjud), serta pada malam Jum'at intensitas ibadah kita tambah dibanding dengan hari lain, seperti yang dilakukan Imam Malik ra.
4. Disunnahkan pada waktu sholat shubuh membaca surat As-Sajadah (pada rokaat pertama) dan surat Al-Insan (pada rokaat yang kedua).
Menurut Imam Ibnu Dihyah, hikmahnya untuk mengingatkan kepada para pembaca maupun pendengarnya tentang terjadinya penciptaan Nabi Adam a.s, serta peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari qiamat. Karena sebagaimana kita ketahui hari qiamat itu akan jatuh pada hari Jum'at.
5. Sholat subuh dihari Jum'at adalah sebaik-baiknya sholat menurut Allah.
Sebagaimana di isyaratkan pada hadits Nabi Muhammad S.A.W :
"Sesungguhnya sholat yang paling utama itu menurut pandangan Allah adalah sholat subuh pada hari Jum'at dengan berjama'ah." (H.R Al Baihaqie)
Demikian lima kekhususan dari 101 kekhususan hari Jum'at, yang kami sampaikan pada edisi perdana. Selanjutnya akan dimuat bersambung pada edisi berikutnya.
"Sesungguhnya malam Jum'at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka."
Imam... ja’far Ash-Shadiq (sa) juga berkata:"Malam Jum'at dan hari Jum'at mempunyai hak, maka janganlah sia-siakan
kemuliaannya, jangan
mengurangi ibadah, dekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal shaleh, tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah SWT., melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat derajat.
Hari Jum'at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus
para Malaikat ke langit dunia
untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus
keburukan, sesungguhnya
Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia."
Selain hal diatas , hari jumat begitu mulia karena Pertama, terdapat berbagai hadits yang menjelaskan keutamaan dan kemuliaan hari jum’at. Di antara hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari surga. Dan hari Kiamat ini tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah dan Hudhaifah radhiallahu ‘anhum:
“Alloh menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Alloh membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jum’at.” (HR. Muslim)
Dan hadits-hadits lain yang menunjukkan besarnya keutamaan hari Jum’at dan keistimewaannya di banding hari-hari lainnya.
1. Di antara keberkahan hari jum’at, bahwa di dalamnya terdapat waktu-waktu di kabulkannya do’a.
Dalam ash-Shahihain terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mentebut hari Jum’at, lalu beliau bersabda,
“Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Alloh Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau membari isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Para ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan setelah mereka berbeda pendapat tentang “waktu itu”, apakah (perkara) waktu tersebut tetap ada (relevan hingga saat ini) ataukah sudah di hapus? Sementara bagi kelompok yang menyatakan bahwa waktu itu tetap ada, mereka berselisih pendapat tentang penentuan waktu tersebut, seleruhnya menjadi lebih dari menjadi tiga puluh pendapat. Semua itu dinukil oleh al Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah beserta dengan dalil-dalilnya. (lihat fat-hul Baari II/416-421). Dari semua itu terdapat dua pendapat yang paling kuat yaitu:
Pertama, bahwa waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya,
Dari Abu Burdah bin Ali Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu bahwa Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata kepadanya, “ Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sehubungan dengan waktu ijabah pada hari Jum’at? Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya, aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)
Di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam an-Nawawi rahimahullah. Bahkan dia mengatakan, “Pendapat ini shahih, bahkan shawaah (benar),” (Syarhul Nawawi li Shahiih Muslim VI/140-141). Sedangkan Imam as-Suyuti rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud (dengan waktu tersebut) adalah ketika shalat didirikan.” (Risalah Nuurul Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah).
Dan beberapa hal yang membuat umat muslim memuliakan hari jumat adalah;
1. Hari Jum’at adalah hari raya mingguan bagi umat Islam. Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, yang dijadikan Allah bagi umat Islam. Barang siapa yang datang (ada) di hari Jum’at, hendaknya ia mandi. Apabila memiliki minyak wangi, hendaknya memakainya, serta hendaknya kalian bersiwak” (HR. Ibnu Majah)
2. Hari Jum'at dimakruhkan berpuasa.
Hadits Nabi SAW.: "Hendaknya salah satu diantara kalian tidak melaksanakan puasa di hari Jum'at, kecuali dia berpuasa dengan hari sebelumnya (yaitu hari Kamis) atau hari sesudahnya (yaitu Sabtu)." (HR. Bukhori-Muslim)
Dalam hadits tersebut, disebutkan bahwa pada hari Jum'at, kita tidak boleh (makruh) melaksanakan puasa, tanpa melibatkan hari sebelumnya, yakni hari Kamis atau hari sesudahnya, yaitu Sabtu.
Menurut Imam An Nawawi, hari Jum'at itu adalah hari yang penuh dengan ibadah-ibadah sunnah (sebagaimana yang akan kita dapati pada keterangan-keterangan selanjutnya), sehingga jika hari itu digunakan untuk berpuasa sunnah akan mengakibatkan kekuatan tubuh seseorang menurun, dan tidak bisa maksimal
Hikmah dibolehkan berpuasa di hari Jum'at, dengan melibatkan hari sebelum dan sesudahnya, dengan cerdik Imam Nawawi menerangkan, ibadah-ibadah selain berpuasa di hari Jum'at akan berkurang, tapi kekurangan ini sudah tertutup oleh pahala puasa yang dilakukan pada hari sebelum dan sesudahnya.
Inilah yang melandasi Nabi membolehkan puasa di hari Jum'at dengan tetap melakukan puasa hari sebelum dan sesudahnya.
3. Di makruhkan mengkhususkan malam Jum'at melaksanakan Sholat sunnah semalam suntuk. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW; "Janganlah kalian mengkhususkan malam Jum'at dengan melakukan sholat sunnah...." (HR. Muslim)
Al Imam Khotib Al Bagdadi memberikan penjelasan yang bersumber dari putri Imam Malik, yang pernah berkata, ''Bahwa ayahnya, yaitu Imam Malik konon menghidupkan malam Jum'at dengan sholat sunnah (semalam suntuk)."
Dari dua keterangan tersebut, agar kita tidak masuk dalam hadits muslim diatas, hendaknya kita membiasakan untuk sholat malam (qiyamul lail dan tahajjud), serta pada malam Jum'at intensitas ibadah kita tambah dibanding dengan hari lain, seperti yang dilakukan Imam Malik ra.
4. Disunnahkan pada waktu sholat shubuh membaca surat As-Sajadah (pada rokaat pertama) dan surat Al-Insan (pada rokaat yang kedua).
Menurut Imam Ibnu Dihyah, hikmahnya untuk mengingatkan kepada para pembaca maupun pendengarnya tentang terjadinya penciptaan Nabi Adam a.s, serta peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari qiamat. Karena sebagaimana kita ketahui hari qiamat itu akan jatuh pada hari Jum'at.
5. Sholat subuh dihari Jum'at adalah sebaik-baiknya sholat menurut Allah.
Sebagaimana di isyaratkan pada hadits Nabi Muhammad S.A.W :
"Sesungguhnya sholat yang paling utama itu menurut pandangan Allah adalah sholat subuh pada hari Jum'at dengan berjama'ah." (H.R Al Baihaqie)
Demikian lima kekhususan dari 101 kekhususan hari Jum'at, yang kami sampaikan pada edisi perdana. Selanjutnya akan dimuat bersambung pada edisi berikutnya.